Jumat, 10 Mei 2013



ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN OKSIGENASI


A.    KONSEP DASAR PENYAKIT


1.      DEFINISI
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel.
(Wahit Iqbal Mubarak, 2007)

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas.
 (Wartonah Tarwanto, 2006)


Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup Oruangan setiap kali bernafas. Oksigenasi adalah tindakan, proses, atau hasil pengambilan oksigen.
Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium. Beberapa metode pemberian oksigen:

1)      Low flow oxygen system
Hanya menyediakan sebagian dari udara inspirasi total pasien. Pada umumnya sistem ini lebih nyaman untuk pasien tetapi pemberiannya bervariasi menurut pola pernafasan pasien.
2)      High flow oxygen system
Menyediakan udara inspirasi total untuk pasien. Pemberian oksigen dilakukan dengan konsisten, teratur, teliti dan tidak bervariasi dengan pola pernafasan pasien.

2.      ETIOLOGI
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial.
1)      Faktor predisposisi
a.       Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.

2)      Faktor presipitasi
a.       Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Ø  Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
contoh: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
Ø  Ingestan, yang masuk melalui mulut
contoh: makanan dan obat-obatan
Ø  Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
contoh: perhiasan, logam dan jam tangan
Ø  Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
Ø  Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
Ø  Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
Ø  Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.



3.      FISOLOGI OKSIGEN
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
1)      Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
2)      Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.

Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu ventilasi, difusi dan transportasi.

1)      Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
a.       Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah.
b.      Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
c.       Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.

2)      Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.       Luasnya permukaan paru-paru.
b.      Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.
c.       Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O² dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
d.      Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus  dan mengikat HB.

3)      Transportasi
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.       curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
b.      kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.






4.      FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN OKSIGEN

1)      Faktor fisiologis
Faktor fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi meliputi :
a.       Penurunan kapasitas membawa oksigen
b.      Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi

2)      Faktor perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas. Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi jaringan:
a.       Bayi Prematur.
b.      Bayi dan Todler.
c.       Anak usia sekolah dan remaja.
d.      Dewasa muda dan dewasa pertengahan.
e.       Lansia.

3)      Faktor lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

4)      Gaya hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakitparu.

5)      Status kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

6)      Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.

7)      Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan yaitu:
a.       Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b.      Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c.       Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan sel jaringan.

8)      Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.

9)      Obstruksi jalan nafas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi: hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas. Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).



5.      MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI RESPIRASI

1)      Hypoxia
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan.
Penyebab terjadinya hipoksia :
a.       gangguan pernafasan
b.      gangguan peredaran darah
c.       gangguan sistem metabolism
d.      gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen (nekrose).

2)      Hyperventilasi
Jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa COyang dieliminasi lebih dari yang diproduksi → menyebabkan peningkatan rata – rata dan kedalaman pernafasan.
Tanda dan gejala :
a.       pusing
b.      nyeri kepala
c.       henti jantung
d.      koma
e.       ketidakseimbangan elektrolit

3)      Hypoventilasi
Ketidak cukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat.
Tanda dan gejala:
a.       napas pendek
b.      nyeri dada
c.       sakit kepala ringan
d.      pusing dan penglihatan kabur

4)      Cheyne Stokes
Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, gagal jantung kongestif, dan overdosis obat. Terjadi dalam keadaan dalam fisiologis maupun pathologis.
Fisiologis :
a.       orang yang berada ketinggian 12000-15000 kaki
b.      pada anak-anak yang sedang tidur
c.       pada orang yang secara sadar melakukan hyperventilasi
Pathologis :
a.       gagal jantung
b.      pada pasien uraemi ( kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%)

5)      Kussmaul’s ( hyperventilasi )Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.

6)      ApneuHenti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat

7)      Biot’sNafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan sistem saraf pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut dyspnea.

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH OKSIGENASI PADA Tn.As



Tanggal pengkajian : 18 juni 2012
Tanggal pengkajian : 18 juni 2012
Ruang RS           :              PALM
No.RM             :           263520
Diagnosa Medis      :      Hemaptoe
    A.BIODATA
I.    IDENTITAS KLIEN
Nama pasien    : Tn AS
Jenis kelamin    : laki laki
Usia        : 63 tahun
TTL        : 4 april 1949
Status        : Sudah menikah
Agama        : Islam
Suku bangsa    : Indonesia
Pendididikan    : SD
Alamat     : Kudaile

A.    RIWAYAT KESEHATAN
1.    KELUHAN UTAMA    :pasien mengatakan sesak nafas
2.    RIWAYAT KESEHATAN 
        Klien datang IGD pada tanggal 18 juni 2012 dengan keluhan sesak nafas dan   batuk-batuk mual dan muntah selama lima hari dengan dahak yang bercampur darah sedikit
3.    RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Klien mengatakan pernah mangalami penyakit yang sama .dan ini yang ke3 kalinya ia di rawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama klien tidak mengalami alergi apapun dan waktu dulu mempunyai kebiasaan merokok namun setelah klien terkena penyakit ini ia tidak merokok lagi

B.    PEMERIKSAAN FISIK
1.    pemkeriksaan umum
       a.    keadaan umum    :pasien terlihat baik
       b.    kesadara        :kompos metis
       c.    tanda tanda vital
               1.    Tekanan darah    :100/70 mmhg
               2.    Denyut nadi    :3cx/.menit
               3.    Suhu badan     :350c
               4.    Pernafasan     :20 x./menit
      d.    berat badan         :62 kg
      e.    tinggi badan        : 165 cm
2.    PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
        a.    Kepala
               1.    kepala dan wajah
                      Bentuk wajah simetris ,ekspresi wajah tenang,rambut ikal,dan   beruban,dan tidak ada nyeri pada bagian kepala wajah
              2.    mata
                    simetris ,palpabrae tidak odem,sklera an ikhterik,konjungtiva an anemis tudak ada penonjonjolan ,dan tidak ada nyeri tekan di mata serta penglihatan normal
             3.    hidung
                    tidak ada polip spurum bersih ada sekret kekentalan tidak ada radang dan nyeri tekan pada hidung
            4.    telinga
canalisis bersih ,pendengaran normal,dan tidak memakai alt bantu pendengaran
            5.    mulut
                  keadaan mulut agak kotor ,gigi kotor,ada karies gigi,tidak memakai gigib palsu, tidak ada lubang pada gusi ,lidh kotor,dan bibir kering
b.    leher
       Leher tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid tidak ada nyeri tekan dan tidak   ada pembesaran kelenjar limfa
c.    thorak dan paru
        Tidak ada pembasaran dan simetris pengembangan dada normal dan ketika diperkusi terdengan pekak
d.    Jantung
        B J 1 = Lub
         B J 2 = Dub
e.    Abdomen
        Abdomen simetris normal tidak ad luka dan gerak perisb taltik 12x menit hepar tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan suara timpani
f.    Ginjal
       Keadaan ginjal normal dan tidak ada nyeri tekan
g.    Genetalia
        Klien berjenis krelamin laki laki dan tidak ada kaleter
h.    Muskulus skeletal
         Ekslemilar atas    :simetris tidak ad odem tidak ad nyeri tekan     tangan  kanan terpasang    infus 20/menit
Ekslemilar bawah    :simetris tidak ada odem,dan nyeri tekan
i.    integumen
      Warna kulitb sawo matang tugor kulit kurang tidak ada lesi dan tidak ada tekan
C.    POLA DAN KEGIATAN SEHARI HARI
        1.    Managemen terhadap kesehatan dan persepsi
        2.    Nutrisi dan matabolisme
a)    Sebelum sakit :
        Klien mengatakan makan 3 kali sehari ,.habissatu porsi dengan menu nasi lauk pauk sayur seadanya minum 6-7 gelas sehari dengan frekuensi air putih dan teh
b)    Selama sakit
         klien mengatakan ketuka berada di rumah jarang makan karena batuknya dan susah untuk minum, ketika di rumah sakit pun paling habis beberapa sendok saja karena mal dan muntahnya
        3.    eleminasi urun dan feces
               a)    sebelum sakit     :
klien mengatakan bab 1x sehari dengan frekuensi normal dan lembek .dan bak 2-4x perhari
               b)    selama sakit    :
klien mengatakan bab 1x sehari denganfrekuensi noral dan lembek ban bak 2-4 kali perhari
         4.    istirahat dan tidur
             a)    sebelum sakit    :
klien mengatakan tidur kira kira jam 10.00 malam dan bangun sebelum subuh
            b)    selama sakit    :
                 klien mengatakan tidurnya terganggu karena batuknya klien tidur hanya 4-5 jam saja dalam sehari dan tiak menentu
        5.    aktvitas dan latihan
            a)    sebelum sakit    :
             klien mengatakan melakukan semua aktivitasnya dengan mandiri tanpa di bantu oleh orang lain/keluarga
           b)    selama sakit    :
klien mengatakan mrelakukannya aktivitasnya di bantu oleh keluarga seperti makan minum dan ketoilet
       6.    pola dan konsep diri
               Klien pada saat sehat mengatakan aktivitasnya dengan berdagang dan memenuhi kebutuhsn keluarga dan banyak di tempat kerja
        7.    Pola dan persepsi kognitif
              Klien tampak segar setelah di rawat di rumah sakit dan sering bertanya kepada perawatnya tetntang penyakitnya
        8.    Peran dan hubungan
                 Orang terdekat klien adalah istri dan anak-anaknya
         9.    Produktifitas dan seksualitas
                Klien mengatakan sebagai suami dan bapak dari anak anaknya 
        10.    nilai dan kepercayaan
                  Klien menyatakan sebagai orang islam dan taat

D.    TERAPI    :        RL:
DS%II
AMINOPIN




E.    PEMERIKSAAN PENDUKUNG
UJI LAB DARAH
Paket darah lengkap    hasil    satuan    Nilai
Leukosit    5,4    10^ 3/UL    3,8-10,6
Erikosit    L3,2    10^ UL    4,40-5,,90
Hemoglobin    15,2    9/dl    13,2-17,3
Hematokrit    L 31    %    40-52
MCU    97    FL    80-100
MCH    H 48    Pg    26-36
MCHC    H 49    g/dl    32-36
trombosit    H 3    10^3/UL    150-400
         
Diz lount         
Eosinofil    3,20    %    2,00-4,00
Basopfil    0,70    %    0-1
Netrofil    67,60    %    50-70
Limfosit    L 19.00    %    25-40
Monosit    H 9,50    %    2-8
Led 1 jam    H 26    Min/jam    0-10
Led 2 jam    H 42    Min/jam    0-10
         
Kimia klinik         
Paket kimia lengkap         
Gula darah sewaktu    120    Mg/dl 
Ureum     37,4    Mg/dl  
Creutium     H 1,09    Mg/dl 
Urin alid     15,0    Mg/dl 
Colesterol     187    Mg/dl 
frigisereda    119    Mg/dl 
Bilimbim boral    H 6,18    Mg/dl 
Bilimbim diret    H 2,18    Mg/dl 
Bilimbim indiret    H 3,58     
Total protein    8,10    GL DL 
Albumin    3,10    g/dl 
Globulin    H 4,20    Mg/dl 
SPOG    30    U/L 
         

 ANALISIS KESEHATAN
NO    TANGGAL    DATA    ETIOLOGI    PROBLEM
1        Ds. Klien mengatakan merasa sesak dan batuk
Do.sekret
Klien nampak sesak
RR=25    Pengumpulan sekret pada jalan nafas    Ganggan bersihan jalan nafas
2        Ds.klien mengatakan tidak bisa tidur karena batuknya
Do.klien terlihat mengantuk
lemas    Sering batuk (malam hari)    Kurang tidur


DAFTAR MASALAH
No    Diagnosa Keperawatan    Tanggal timbul masalah    Tanggal Teratasi    TTD
1    Ganggian bersihan jalan nafas b.d penumpukan sekret pada jalan nafas    18 juni 2012     
2    Ganggian pola tidur b.d batuk pada malam hari    18 juni 2012     


RENCANA KEPERAWATAN
Tgl    DX Keperaeatan    Tujuan dan Kriteria    Inventasi    TTD
18 juni 2012    Gangguan bersihan jalan nafas b.d penumpukan sekret pada jalan nafas    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1*8 jam diharapkan pasien
-Sesak nafas hilanang atau berkurang
-sekrtet berkurang    -Kaji pola nafas
-latihan batuk efektif
-anjurkan pasien latihan nafas dalam  
18 juni 2012    Gangguan pola tidur b.d batuk pada malam hari    Setelah di lakukan tindakan keperawatan pasien diharapkan
-tidur pasien terpenuhi    -Kaji pola tidur pasien
-Kaji batuk dan intensitasnya
-jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya tidur 


















IMPLEMENTASI
Tgl    Jam    NO.DX    Implementasi    Respon    TTD
18 juni 2012    07.15

08.15





09.15


10.30


11.15        -Mengkaji Pola tidur

-Mengkaji TTV
TD = 110/70 mmHg
N = 80*/menit
S = 360C
RR = 22*/menit

Kolaborasi pemberian obat ionjeksi –furosemik

Menganjurkan pasien untuk tidur pada posisi nyaman

Menjelaskan pentingnya tidur     
19 juni 2012    07.15

08.15






09.30


12.45        -Mengkaji pola nafas pasien

-Mengkaji TTV pasien
TD = 100/70mmHg
N = 88*/menit
S = 36,50 C
RR = 25*/ menit


Kolaborasi pemberian obat injeksi
Aminopilin

Melatih dan menganjurkan pasien untuk batuk efektif
     

EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl    Jam    DX keperawatan    Catatan Perkembangan    TTD
        Gangguan bersihan jalan nafas b.d penumpukan sekret pada jalan nafas
    S : klien mengatakan masih sesak nafascc
O : klien tampak sesak
RR : 24*/menit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 
        Gangguan pola tidur b.d batuk    S : klien mengatakan susah untuk tidur
O : klien tampak mengantuk
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi    

Tidak ada komentar:

Menu Dropdown